Surabaya – Sejak Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diproklamasikan, kesadaran akan kedaulatan wilayah laut sudah terpatri dalam sanubari para pendiri Bangsa. Laut merupakan media pemersatu wilayah kepulauan yang didalamnya terkandung sumber kekayaan alam dan tempat penghidupan untuk mewujudkan kesejahteraan Bangsa. Oleh karena itu, kedaulatan wilayah laut harus ditegakkan meski harus dibayar dengan pengorbanan jiwa dan raga.
Demikian dikatakan dalam amanat Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali yang dibacakan Direktur Pengkajian dan Pengembangan (Dirjianbang) Kodiklatal, Laksamana Pertama TNI David Santoso pada Upacara Peringatan Hari Dharma Samudera Tahun 2024 di Lapangan Laut Maluku Kodiklatal Bumimoro Surabaya. Senin (15/01/2024).
“Pada masa perang kemerdekaan, keterbatasan Alutsista bukan menjadi halangan bagi para prajurit Jalasena untuk mempertahankan integritas wilayah laut dari ancaman Angkatan Laut musuh. Pada puncaknya, Pertempuran Laut Arafuru 15 januari 1962, menjadi coretan tinta emas dalam lembar sejarah perjalanan Bangsa Indonesia”, ungkapnya.
Lebih lanjut, Pekik “Kobarkan Semangat Pertempuran!!!”, yang digaungkan Komodor Yos Sudarso, menggambarkan heroisme para Pahlawan sebagai pelopor semangat mewujudkan kemerdekaan Bangsa. Peristiwa heroik tersebut bukan hanya sekedar peringatan sejarah, melainkan perwujudan semangat rela berkorban.
Selain itu, Perjuangan mereka dalam memperjuangkan kepentingan Bangsa di atas segalanya, tidak hanya menyingkap sejarah kejayaan Bangsa Maritim, namun menyiratkan betapa nilai-nilai luhur kepahlawanan merupakan jati diri sejati Prajurit Matra Laut.
“Saya menekankan kepada seluruh prajurit Jalasena untuk dapat mengaktualisasikan nilai-nilai patriotisme, kejuangan, kepahlawanan dan kepemimpinan yang telah diwariskan oleh para Pahlawan, sebagai landasan utama dalam menjawab setiap tantangan yang semakin kompleks di era digitalisasi sekarang ini,” jelas Kasal dalam amanatnya.