Malang, Harianradar.com – Koordinator pusat Aliansi Mahasiswa dan Aktivis Nasional (AMAN) Ginka Febriyanti meminta semua pihak dengan jernih melihat kasus di Malang yang menyebarkan narasi ‘Polisi Malang Ancam Mahasiswa Papua’.
Kabar tersebut viral di media sosial namun sorotan hanya kepada satu sisi yang menurut Ginka bisa menimbulkan kesalahpahaman di tengah banyaknya hoaks dan disinformasi.
AMAN Indonesia dalam siaran pers pada Jumat 12 Maret 2021 meminta masyarakat tak memprovokasi dan terprovokasi penyelesaian kasus tersebut.
Apalagi jika provokasi dilakukan oleh orang yang tak bertanggung jawab di luar Indonesia dan bersuara bak pahlawan.
“Kami berharap kasus ini dilihat dengan jernih. Kami mahasiswa dan aktivis juga pernah demo, menyampaikan pendapat, dan bersuara di depan umum,” ujar Ginka.
Menurut Ginka, ada perbedaan situasi dan kondisi di lapangan setiap kali ada demonstrasi. Di dalam narasi yang viral disebut-sebut ‘darah pendemo halal’.
Indonesia, kata dia, menjamin kebebasan berpendapat melalui UU 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
Kemudian pasal 28 UUD 1945 menyatakan ‘Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang’.
Informasi sejauh ini yang didapatkan AMAN masih mempertanyakan apakah demonstrasi itu memiliki izin atau memberikan surat pemberitahuan.
Terlebih, aturan demonstrasi di tengah pandemi Covid-19 semakin ketat dengan protokol kesehatan. Selain itu, demonstrasi dilakukan di Mapolresta Malang Jawa Timur.
“Kami aktivis juga mendapat kabar, termasuk informasi dari media yang menyatakan ada upaya untuk menerobos masuk dan menduduki Mapolresta Malang. Ada beberapa hal yang harus diperjelas. Kami yakin masalah ini bisa diselesaikan dengan dialog. Kami mahasiswa dan aktivis pernah demo juga, jangan dibelokkan,” tuturnya
Terkait viral pendemo bakal ditembak dan narasi ‘darah halal’, Ginka mengatakan masyarakat harus memahami situasi di lapangan.
“Lain cerita kalau demo memiliki izin, tapi masih ada ancaman tembak ditempat, kami pun juga merasa terusik,” ujarnya. (Ari)