SURABAYA – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar acara bertajuk Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Ekosistem Swasembada Pangan Berbasis Makanan Bergizi Gratis pada Jumat, 20 Desember 2024, di Auditorium lantai 11 Gedung Rektorat Unesa. Acara ini dihadiri oleh Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar bersama ratusan undangan lainnya, termasuk tokoh akademisi dan pemangku kepentingan.
Langkah Strategis Menuju Indonesia Emas 2045
Dalam sambutannya, Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., menyampaikan bahwa acara ini tidak hanya sekadar sosialisasi, tetapi juga menjadi momentum penting dengan dilakukannya penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kemenko Pemberdayaan Masyarakat, Majelis Rektor, dan Forum Rektor Indonesia.
“Acara ini menjadi langkah strategis untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045. Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) adalah investasi besar untuk mencerdaskan generasi bangsa sekaligus meningkatkan kualitas pangan dan gizi,” ujar Prof. Nurhasan.
Pentingnya Peran Perguruan Tinggi
Nurhasan menekankan pentingnya peran perguruan tinggi tidak hanya dalam menyediakan asupan makanan bergizi, tetapi juga dalam edukasi gastronomi dan membangun karakter bangsa.
“Makan bukan sekadar kebutuhan biologis, tetapi juga medium pembentukan karakter dan etika. Kami ingin perguruan tinggi menjadi pelopor dalam menciptakan pola konsumsi sehat dan berkelanjutan,” jelasnya.
Ia juga mengajak seluruh rektor untuk bersinergi mendukung program ini. “Bangsa ini sering bersama-sama ngopi, tetapi kurang mampu bekerja sama. Mari kita tunjukkan bahwa kita bisa bekerja sama untuk Indonesia Emas 2045,” seru Nurhasan penuh semangat.
Muhaimin: Desa Jadi Fokus Utama Pemberdayaan
Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif Unesa dan semua pihak yang mendukung acara ini. Ia menegaskan pentingnya pemberdayaan masyarakat sebagai langkah nyata menuju kemandirian bangsa.
“Penandatanganan Nota Kesepahaman ini adalah pijakan strategis untuk mempercepat proses pemberdayaan masyarakat. Kita ingin rakyat tidak lagi menggantungkan nasib pada bantuan pemerintah, tetapi mampu berdiri sendiri,” tegas Muhaimin.
Fokus utama pemberdayaan, lanjutnya, adalah desa, yang masih menghadapi tantangan besar seperti ketimpangan ekonomi, akses pendidikan, dan kesehatan. “Kemiskinan ekstrem harus kita ubah menjadi kemandirian. Program ini adalah upaya konkret menuju Indonesia Emas 2045,” jelasnya.
Melahirkan Generasi Cerdas dan Mandiri
Muhaimin juga mengapresiasi program makan bergizi gratis yang tidak hanya meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga membuka peluang lahirnya pengusaha baru di bidang pangan.
“Program ini bukan hanya tentang makanan, tetapi tentang menciptakan generasi cerdas, masyarakat mandiri, dan lingkungan yang sejahtera. Ini adalah langkah besar menuju visi Presiden Prabowo Subianto untuk Indonesia Emas 2045,” ungkap Muhaimin, pada Jumat (20/12).
Acara ini diakhiri dengan harapan besar bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dapat membawa perubahan signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup bangsa. Dengan semangat kebersamaan, Unesa bersama Menko Pemberdayaan Masyarakat dan para akademisi berkomitmen mewujudkan Indonesia yang lebih baik.