Bondowoso – Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama, kembali menjadi pusat perhatian publik, khususnya di kalangan generasi muda dan aktivis perempuan. Dalam kegiatan Sekolah Kader Kopri (SKK) ke-VI yang digelar oleh Kopri PC PMII Bondowoso, Minggu (27/10/2025).
Ning Lia sapaan akrabnya menyampaikan pesan penuh inspirasi bertema “Sinergitas Kopri dalam Strategi Kebijakan Sosial.”
Dengan pembawaan yang hangat, rendah hati, dan komunikatif, Ning Lia terlihat begitu dekat dengan para peserta yang mayoritas merupakan mahasiswa dan aktivis muda. Ia aktif berdialog, menjawab pertanyaan dengan lugas, dan menyelipkan petuah yang sederhana namun membekas di hati.
“Bertindaklah, jangan hanya berpikir. Hal besar selalu dimulai dari langkah kecil, dan kenyamanan sering lahir dari ketidaknyamanan,” ujar Ning Lia dengan senyum menenangkan, disambut tepuk tangan antusias dari peserta.
Peraih penghargaan Wakil Rakyat Terpopuler dan Paling Disukai di Jawa Timur versi ARCI ini menekankan bahwa generasi muda tidak cukup hanya mengandalkan kecerdasan akademik. Mereka juga perlu tanggap terhadap dinamika sosial dan dunia ketenagakerjaan, terutama di level lokal.
“Anak muda sebaiknya tidak hanya menunggu peluang datang, tapi aktif menciptakannya. Keterlibatan mereka dalam proses pembangunan—mulai dari perencanaan hingga pengawasan—akan menjadi kunci kemajuan daerah,” ungkapnya.
Dalam paparannya, Ning Lia menyebutkan bahwa pada tahun 2024 jumlah pemuda di Indonesia mencapai 64,22 juta orang atau sekitar 22,99 persen dari total penduduk. Angka tersebut, menurutnya, adalah potensi besar yang bisa menjadi kekuatan ekonomi nasional jika diarahkan dengan bijak dan kolaboratif.
Sebagai tokoh perempuan Nahdliyyin dan aktivis sosial, Ning Lia kerap menekankan pentingnya peran perempuan muda dalam setiap lini kehidupan—baik sosial, ekonomi, maupun politik. Ia menilai, kehadiran perempuan berdaya adalah fondasi penting dalam menciptakan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
“Lepaskan yang membuat resah, fokuslah pada hal-hal yang membawa manfaat. Jadilah pemimpin yang menginspirasi, bukan sekadar pengikut,” ucapnya penuh makna, kembali memancing tepuk tangan meriah dari hadirin.
Ia juga mengingatkan para kader Kopri agar tidak takut menghadapi tantangan hidup. Bagi Ning Lia, setiap ujian adalah bagian dari proses pembentukan karakter.
“Mengapa kita takut gagal, sedangkan Tuhan telah menciptakan banyak kesempatan untuk kita? Kadang, keberuntungan datang setelah masa tersulit,” katanya dengan nada optimistis yang menguatkan semangat peserta.
Sebagai putri dari ulama NU Jawa Timur, KH Maskur Hasyim, Ning Lia menegaskan bahwa pembangunan sosial tidak bisa dilepaskan dari penguatan sumber daya manusia (SDM) lokal. Ia menyebut, peningkatan keterampilan, daya saing, dan kualitas SDM menjadi faktor utama dalam memperkuat perekonomian daerah.
“Strategi pembangunan yang efektif adalah yang memanfaatkan potensi manusia lokal secara optimal. Kolaborasi lintas sektor perlu diperkuat agar kesejahteraan dapat dirasakan secara merata,” tutur Ning Lia dengan tegas namun lembut.
Selain itu, ia menyinggung pentingnya menjadi pemimpin yang reflektif dan beretika, bukan reaktif atau ambisius tanpa arah.
“Sebelum terjun dalam politik, lakukan observasi. Saat sudah di dalamnya, terus lakukan evaluasi,” pesannya menutup sesi reflektif tersebut.
Kehadiran Ning Lia dalam forum perempuan PMII bukan sekadar berbagi ilmu, melainkan memberikan teladan nyata bahwa politik bisa dijalankan dengan hati. Gaya komunikasinya yang sederhana namun kuat, disertai senyum ramah dan sikap rendah hati, menjadikannya figur yang digandrungi oleh kalangan Gen Z di Jawa Timur.
Banyak peserta SKK menyebutnya sebagai “role model perempuan inspiratif” karena mampu memadukan kecerdasan intelektual, spiritual, dan sosial dalam dirinya. Ia bukan hanya berbicara tentang perubahan, tetapi hidup di dalamnya.
“Hidup ini penuh kejutan. Bila kejutan tampak sebagai kesulitan, pandanglah ia sebagai tantangan. Karena di balik tantangan, ada pelajaran dan kekuatan,” tuturnya yang disambut tepuk tangan panjang dari peserta.
Melalui kegiatan Sekolah Kader Kopri ke-VI di Bondowoso, Ning Lia Istifhama kembali menegaskan posisinya sebagai figur perempuan inspiratif dan pembawa harapan bagi generasi muda. Pesannya sederhana namun penuh makna—bahwa perubahan besar selalu dimulai dari niat kecil, tekad kuat, dan keberanian untuk melangkah.