Sudah Diukur Tapi Tak Dibangun — Warga Tanah Merah Nilai Perencanaan Pemkot Surabaya Tak Terarah

SURABAYA — Warga Tanah Merah 4, Gang Sawi RT 9 RW 4, menyoroti lambannya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam merealisasikan pembangunan saluran U-Ditch dua sisi dan paving baru di wilayah mereka. Padahal, proyek tersebut sudah diukur langsung oleh Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) sejak tahun lalu tak juga terealisasi.

Warga Tanah Merah 4, Gang Sawi RT 9 RW 4, mulai kehilangan kesabaran. Setelah lebih dari setahun menunggu, pembangunan saluran U-Ditch dua sisi dan paving baru yang sudah diukur langsung oleh Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya tak juga terealisasi.

banner 604x812

Ketua RT 9, Abdul Mudjib, mengatakan pengajuan pembangunan telah dilakukan sejak 2024 dan sempat ditindaklanjuti dengan survei serta pengukuran teknis oleh petugas DSDABM. Namun, hingga akhir Oktober 2025, proyek yang dijanjikan tersebut masih belum ada tindak lanjut.

“Sudah diukur dan dijanjikan sejak tahun lalu, tapi sampai sekarang tidak ada hasil. Kami menunggu, tapi nihil,” tegas Mudjib, Jumat (24/10/2025).

Menurutnya, kondisi lingkungan di kawasan itu semakin memprihatinkan. Saluran air yang rusak dan tersumbat membuat kampung kerap tergenang, bahkan sebelum hujan deras turun sepenuhnya.

“Setiap hujan, air langsung meluap. Saluran tidak berfungsi. Warga merasa dianaktirikan,” ujarnya dengan nada kecewa.

Warga juga menyoroti minimnya perhatian Pemkot Surabaya terhadap wilayah yang mereka anggap “terpinggirkan secara pembangunan”. Mereka menilai, pemerintah sebenarnya memiliki banyak opsi sumber pendanaan untuk mempercepat realisasi proyek.

“Kalau Pemkot serius, seharusnya bisa dikerjakan lewat berbagai sumber anggaran, mulai dari Dana Kelurahan (Dakel), swakelola atau APBD dinas, PAK (Perubahan Alokasi Kegiatan), Aspirasi Dewan (Jasmas), hingga Pokok Pikiran (Pokir) DPRD,” ujar Anil, warga sekaligus pemerhati kebijakan publik.

Ia menilai, lambannya realisasi proyek justru menimbulkan tanda tanya besar soal komitmen Pemkot terhadap pemerataan pembangunan.

“Banyak wilayah lain sudah dibangun, bahkan ada yang dibatalkan karena dobel anggaran antara dinas dan dakel, patut dipertanyakan tidak terarahnya perencanaan pembangunan di kota Surabaya. Sementara di sini sudah diukur tapi tak disentuh lagi. Apakah harus menunggu banjir besar dulu baru dikerjakan?” sindirnya.

Warga berharap kepada Pemerintah kota Surabaya melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) serta Kelurahan Tanah Kali Kedinding segera menindaklanjuti hasil pengukuran tahun lalu. Mereka khawatir proyek ini kembali hanya menjadi janji di atas kertas.

“Jangan sampai seperti tahun 2024, baru ramai dan ditanggapi setelah viral, tapi tetap tidak direalisasikan,” tegas warga.

Masyarakat berharap pembangunan bisa segera dilakukan agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh warga, sekaligus menjadi bukti nyata komitmen Pemkot dalam pemerataan infrastruktur di Surabaya.

banner 604x812

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *