Kolaborasi Tim KKN-T UTM, P3KD FEB dan DJPK Kemenkeu RI Untuk Pengembangan BUMDesa Rombiya Timur

Foto : Kolaborasi Tim KKN-T UTM, P3KD FEB dan DJPK Kemenkeu RI
Foto : Kolaborasi Tim KKN-T UTM, P3KD FEB dan DJPK Kemenkeu RI

Rombiya Timur, – Tim Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) dari Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melaksanakan pelatihan dan pendampingan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) di Desa Rombiya Timur, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep.

Kegiatan ini adalah hasil kolaborasi antara Tim KKN-T UTM (Eny Machsusiyah Zin, Emi Dwi Anggraini, Dewi Galuh Purwanti, dan Hilda Riskiana) dengan DPL Bapak Fathor AS, S.E., M.M., CMA., CIPM), P3KD FEB UTM, dan pendamping BUMDesa dari DJPK Kementerian Keuangan RI.

banner 604x812

Pelatihan yang diadakan di aula balai desa pada hari Jumat, tgl 13 September 2024 tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan BUMDesa, baik dari segi tatakelola keuangan maupun pengelolaan potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki.

Acara ini dihadiri oleh pengelola BUMDesa “Purnama” dan aparat desa setempat. Bapak Fathor DPL dan Ketua Jurusan Manajemen dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan hari ini merupakan suatu bentuk tanggungjawab dari perguruan tinggi dalam memberikan sumbangsih pemikiran dan solusi bagi BUMDesa.

“Kami hadir sebagai tanggungjawab moral kami sesuai amanah tri dharma PT untuk berbagi dan memberdayakan masyarakat”, katanya.

Bapak Yusji, selaku Direktur BUMDesa Rombiya Timur, mengungkapkan beberapa permasalahan utama yang dihadapi BUMDesa. Menurutnya, salah satu objek wisata yang dikelola dan dikembangkan adalah wisata “Somber Rajeh”, destinasi wisata ini merupakan salah satu sumber pendapatan bagi BUMDesa, akan tetapi destinasi tersebut dalam beberapa waktu mengalami penurunan pendapatan yang diakibatkan terjadinya fluktuasi kunjungan. Selain itu, terdapat banyaknya sampah plastik yang dapat mengganggu pengunjung, sehingga diperlukan solusi produktif melalui pengelolaan yang baik dan mampu memberikan added value dari sampah tersebut.

“Objek wisatanya bersih dan sampahnya mendatangkan pendapatan tambahan”, kata pak Yusji. Selain itu, secara kelembagaan BUMDesa, penyusunan laporan keuangan BUMDesa masih kurang terstruktur dan penggunaan aplikasi belum sepenuhnya efektif.

“Kami pernah menggunakan software berbasis exel, tapi rumusnya kadang error”, katanya.

Foto : Kolaborasi Tim KKN-T UTM, P3KD FEB dan DJPK Kemenkeu RI
Foto : Kolaborasi Tim KKN-T UTM, P3KD FEB dan DJPK Kemenkeu RI

Kepala Desa Rombiya Timur Ibu Hj Hayati yang diwakili bapak Nayyah juga menambahkan, ada kendala dalam memotivasi dan menarik pegawai untuk bekerja di BUMDesa karena mereka tidak mendapatkan honor atau gaji dibandingkan dengan aparat desa. Selain itu, potensi produk unggulan dari olahan singkong yang dicampur dengan legen belum dapat dioptimalkan karena belum bisa di packing dangan baik dan masa kadaluarsa yang cepat.

“Mungkin ada jalan keluar berupa pemanfaatan teknologi bagi kami”, kata kepala desa.

Menanggapi hal ini, Bapak Titov, selaku narasumber dan Koordinator Program Studi Ekonomi Pembangunan, menjelaskan bahwa penting untuk menata potensi yang ada, menganalisis pendanaan, dan memetakan modal untuk menghasilkan pendapatan yang cepat. Ia juga menyarankan agar pengelolaan keuangan dilengkapi dengan peraturan desa untuk memastikan BUMDesa memiliki pendapatan yang memadai.

Bapak Jakfar Sadik, selaku Ketua P3KD FEB UTM, menambahkan bahwa sampah plastik sebaiknya dikumpulkan, dijual atau diolah melalui kerja sama dengan mitra untuk meningkatkan pendapatan BUMDesa. Selain itu, potensi tanaman lida buaya bisa dieksplorasi untuk dijadikan produk atau di jual karena saat ini permintaan untuk ekspor sangat besar.

Bapak Herry Purwanto, Dosen Ekonomi Pembangunan, juga ikut memberikan solusi terkait pengelolaan sampah plastik dengan merekomendasikan pembelian alat pemecah sampah untuk menghasilkan biji plastik yang dapat meningkatkan pendapatan BUMDesa.

Dari sisi pengelolaan keuangan, Bu Merie Satya Angraini, dosen prodi Akuntansi UTM, mengatakan bahwa pihaknya akan terus memberikan pelatihan laporan keuangan agar lebih terstruktur dan rapi. Ia menjelaskan perbedaan antara sistem dan Excel dalam laporan keuangan, dengan Excel dianggap lebih fleksibel dan praktis.

Kepala Desa Rombiya Timur, Hayati, mengapresiasi kolaborasi ini dan berharap strategi yang diberikan dapat diterapkan untuk mengatasi masalah dan memanfaatkan peluang.

“Kolaborasi ini memberikan perspektif baru dan strategi yang bisa diterapkan untuk pengembangan BUMDesa,” ujarnya.

Kegiatan lanjutan dari pelatihan tersebut adalah pendampingan. Pendampingan akan dilakukan oleh Mahasiswa KKN-T UTM selama 3 bulan.

“Kami siap membantu dan mendampingi BUMDesa ini”, kata Eny selaku kordes KKN-T UTM.

Diharapkan, dengan dukungan dan pengetahuan yang tepat, BUMDesa Rombiya Timur dapat mengatasi tantangan dan memanfaatkan potensi lokal secara optimal, dan dalam jangka panjang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Penulis: Tim MBKM KKN-T UTM

banner 604x812

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *