SURABAYA – Dalam rangka memberikan pengalaman langsung di lapangan dalam mempelajari Ilmu Kesehatan Maritim, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hang Tuah dibawah komando Dekan, Dr. R.A. Nora Lelyana, drg., M.H.Kes., FICD, memfasilitasi 168 orang mahasiswa FKG semester 2 dan 31 orang mahasiswa Profesi Kedokteran Gigi untuk Kuliah di atas Kapal KRI Makassar. Surabaya, Jumat, 07 Juni 2024.
Ilmu kesehatan maritim (Ikesmar) adalah disiplin yang berfokus pada kesehatan dan kesejahteraan individu yang bekerja atau beraktivitas di lingkungan maritim, seperti pelaut, nelayan, dan pekerja di industri perkapalan. Ini termasuk penanganan masalah kesehatan yang unik dan berpotensi muncul di laut, seperti penyakit yang berkaitan dengan paparan jangka panjang terhadap lingkungan maritim, kecelakaan di atas kapal, serta kondisi medis yang mungkin terjadi di lokasi terpencil dan jauh dari fasilitas kesehatan darat.
Dekan FKG, Dr. R.A. Nora Lelyana, menyatakan bahwa “ilmu kesehatan maritim memerlukan pendekatan multidisiplin, yang melibatkan pengetahuan medis, pengetahuan tentang lingkungan maritim, serta pemahaman tentang peraturan dan praktik keselamatan di industri maritim. Kuliah Ikesmar yang dilaksanakan di kapal akan memberikan memberikan gambaran langsung yang lebih jelas dan lengkap mengenai alat-alat keselamatan di kapal disertai praktek pertolongan kecelakaan dan penanganan situasi darurat di kapal”.
Pada kuliah Ilmu Kesehatan Maritim di Kapal KRI MKS-590 ini, narasumber yang memberikan materi adalah Kapten Laut (K) Ismuhadi, A.Md.Kep dan Lettu Laut (K) drg. Aco Karso. Sedangkan sebagai Kordinator kesehatan: Letkol Laut (K) Made Supriyana, A.Md.Kes. Materi yang disampaikan pada Kuliah lapangan ini meliputi: Kesehatan dan Keselamatan Kerja mencakup pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja di lingkungan maritim. Ini termasuk pemahaman tentang ergonomi di kapal, pencegahan kecelakaan, dan penanganan situasi darurat. Penyakit Spesifik Maritim: Beberapa penyakit lebih umum di kalangan pelaut dan pekerja maritim, seperti penyakit kulit akibat paparan air laut, penyakit pernapasan karena lingkungan lembab, atau penyakit tropis di daerah tertentu. Kesehatan Mental: Isolasi, kerja berjam-jam, dan jauh dari keluarga dapat mempengaruhi kesehatan mental pelaut dan pekerja maritim. Penanganan stres, depresi, dan gangguan mental lainnya menjadi bagian penting dalam kesehatan maritim. Kesehatan Lingkungan: Ini mencakup pengelolaan limbah dan pencegahan pencemaran laut yang dapat berdampak pada kesehatan manusia dan ekosistem laut. Telemedicine dan Layanan Medis Jarak Jauh: Mengingat keterbatasan akses ke fasilitas medis di laut, penggunaan teknologi telemedicine untuk diagnosis dan konsultasi medis jarak jauh menjadi sangat penting. Regulasi dan Kepatuhan: Patuhi peraturan internasional dan nasional mengenai kesehatan dan keselamatan maritim, seperti yang diatur oleh Organisasi Maritim Internasional (IMO) dan Organisasi Buruh Internasional (ILO).
Lebih lanjut, Dekan FKG UHT menyampaikan, tujuan diadakannya Kuliah Ikesmar di atas kapal ini adalah, agar mahasiswa lebih memahami pengertian Ikesmar melalui pengamatan langsung di KRI, dan mendukung pemahaman tentang materi kesehatan maritim di semester berikutnya. Sehingga selanjutnya diperoleh capaian pembelajaran mahasiswa mampu menguasai Ilmu Kesehatan Maritim dan mengintegrasikannya dalam penerapannya di kedokteran gigi dengan jiwa bahari yang cinta laut.
Hadir juga dalam Kuliah Ikesmar di atas KRI MKS ini Prof. Dr. Noengki Prameswari, drg., M.Kes sebagai Kepala Laboratorium Ipteks Kelautan FKG UHT, dan Drg Emy Khoironi, Sp RKG sebagai Kepala Laboratorium Radiologi FKG UHT, 10 orang Dosen dan Tendik FKG UHT, serta 116 orang anggota TNI AL personel KRI MKS. (Kominfo UHT, 08-06-2024)